Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

INCREASING GLOBAL CITIZENS AWARENESS THROUGH PROJECT CITIZEN MODEL

Gambar
Zaky Farid Luthfi , S.Pd.,  Yakob Godlif Malatuny , S.Pd  2 zaky.farid@student.uns.ac.id 1 , godlief_malatuny@yahoo.com 2 1 Universitas Sebelas Maret 2 Universitas Pattimura ABSTRACT The current definition of nationality is increasingly widespread from the concept of denizen to the human being, because of the lack of awareness of global citizens against its existence, project learning model citizen is considered effective to solve the problem. Writing aims to explain comprehensively about the parameters of global citizenship and global citizenship education, implications of globalization against the citizenship and the citizen project learning model. The method of writing using an approach to the study of librarianship. Results of the study in writing as follows: global citizen emphasizes on capability of learners who have the ability to widely related issues that developed in the world, project learning model citizen in komperhensip able to give new experience for learners, increased

IQ Bocah 12 Tahun Kalahkan Einstein dan Hawking Mensa

Gambar
Organisasi eksklusif untuk orang-orang berotak encer dengan skor kecerdasasan atau IQ tinggi, punya anggota baru. Seorang siswi berusia 12 tahun yang diketahui punya tingkat kecerdasan di atas rata-rata bahkan di atas dua ilmuwan besar dunia, Albert Einstein dan Stephen Hawking. Olivia Manning, nama siswi dari Liverpool, Inggris itu memiliki skor IQ (intelegent quotient) 162, jauh melampaui rata-rata manusia normal, yang ada pada skor 100. Skor kecerdasannya tak hanya dua poin lebih baik dari fisikawan jenius Jerman, Einstein dan Professor Stephen Hawking, sekaligus menempatkannya di kelompok satu persen teratas orang-orang paling cerdas di muka bumi. Dengan status kehormatannya di Mensa, itu berarti ia bergabung dengan jaringan orang-orang berotak cerdas dunia. Kejeniusannya juga membuat Olivia setara selebritis di sekolahnya, North Liverpool Academy di Everton."Banyak yang menghampiriku untuk minta bantuan soal pelajaran sekolah atau ketika mengerjakan pekerjaan rumah. Tak masal

Maling Telor

Gambar
Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si Peneliti komunikasi politik, dosen FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia, kolumnis Pikiran Rakyat KORUPSI kembali menyedot perhatian publik di tanah air. Untuk sementara, kasus ini mengalihkan perhatian publik dari kasus Aa Gatot, persidangan kasus pembuhunan Wayan Mirna Salihin, atau kemeriahan pembukaan Pekan Olah Raga Nasional (PON) XIX di Jawa Barat. Operasi tangkap tangan terhadap Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) menambah panjang daftar pimpinan lembaga negara yang terlibat kasus korupsi. Selain telah merontokkan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada April 2014, korupsi pun menyeret Ketua Mahkamah Konstitusi pada Oktober 2013. Ke dalam daftar orang penting yang terjerat korupsi ini tentu saja bisa dimasukan sejumlah menteri, anggota legislatif, dan kepala daerah. Terungkapnya kasus operasi tangkap tangan terhadap Ketua DPD tiga hari lalu amat menyesakkan. Lembaga yang hadir untuk memastikan kepentingan setiap daerah dipertimbangkan dalam penga

Jack Sparrow

Gambar
Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si Peneliti komunikasi politik, dosen FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia, kolumnis Pikiran Rakyat MERUJUK situs resmi Disney, Wikipedia melukiskan Jack Sparrow sebagai anak Kapten Teague Sparrow. Jack diberi tanggung jawab memimpin Wicked Wench, sebuah kapal dagang, dan bekerja untuk Cutler Beckett. Pada suatu hari, Jack yang ditugasi mengantarkan "budak belian" melakukan pengkhiatan kepada Beckett. Alih-alih mengantarkan budak, Jack malah membebaskannya di Afrika. Jack dihukum Beckett. Kapalnya dibakar dan Jack dijuluki bajak laut. Hari-hari berikutnya dihabiskan Jack sebagai bajak laut tulen, bahkan menjadi pemimpin para bajak laut. Penggalan kisah Jack Sparrow, yang cerita utuhnya telah diangkat ke dalam tiga judul film layar lebar "Pirates of the Caribbean: The Curse of the Black Pearl" (2003), "Dead Man’s Chest" (2006), dan "At World’s End" (2007), terasa amat aktual karena terkait dua hal. Kesatu, betapa dahsy

Kepemimpinan Mubah

Gambar
Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si Peneliti komunikasi politik, dosen FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia, kolumnis Pikiran Rakyat JANJI dan politik ibarat sepasang sepatu. Bagi kebanyakan pemimpin politik, janji adalah taji. Doktrin Napoleon “A leader is a dealer in hope”, yang sejatinya menegaskan pentingnya retorika yang menginspirasi guna membangkitkan harapan pengikutnya, sering ditafsirkan seolah-olah sebagai ayat suci bagi pemimpin politik untuk menebar janji. Padahal, tidak semua janji menginspirasi. Saking seringnya berjanji, pemimpin politik disindir lewat janjinya yang aneh. Ketika menggambarkan sosok pemimpin politik, Nikita Khrushcev berkata “Politicians are the same all over. They promise to build a bridge even where is no river”. Janji membangun jembatan meski di sana tidak ada sungai seperti yang dilukiskan Nikita senada dengan janji seorang pejabat politik untuk fokus pada tugas yang diemban, bahkan bersumpah untuk tidak “ngompreng” pada profesi lain, namun diam-diam men

Rektor Impor

Gambar
Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si Peneliti komunikasi politik, dosen FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia, kolumnis Pikiran Rakyat PASAR Indonesia sudah lama dikuasai produk impor. Selain daging sapi, beras, kedelai, pakaian dan alat rumah tangga, beragam tetek-bengek aksesori pun (seperti peniti, kancing, bondu, sisir, dan sejenisnya) buatan negara lain. Berjayanya produk asing di pasaran domestik menebar teror yang menyesakkan, yakni barang siapa yang tidak sudi memakai produk asing maka bersiaplah hidup susah. Ups, mengenaskan. Namun alih-alih mengurangi ketergantungan pada produk asing, pemerintah malah memperbesar keran masuknya produk impor. Bukan hanya barang konsumsi, tenaga kerja asing pun dipersilakan masuk. Bahkan, karpet merah akan segera digelar untuk menyambut warga negara asing yang akan diangkat menjadi rektor di perguruan tinggi negeri. Hal terakhir, terkait rencana pemerintah sebagaimana disampaikan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M. Nasi

Kesukarelaan Relawan

Gambar
Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si Peneliti komunikasi politik, dosen FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia, kolumnis Pikiran Rakyat KESUKARELAAN warga dalam menangani urusan kemasyarakatan (volunteerism) menjadi nukleus masyarakat demokratis. Kesukarelaan warga bukan hanya menjaga modal sosial tetap bekerja, tetapi juga melumasi mesin politik formal sehingga mampu menampilkan performa optimal. Dalam masyarakat dengan kultur demokrasi yang sudah mapan, voluntirisme tumbuh seperti sel dalam tubuh. Keanggotaannya tidak banyak, namun solid dan militan. Meski mirip (dan kadang mengambil bentuk) organisasi kemasyarakatan, namun berbeda dengan ormas pada umumnya. Energi yang menggerakkan mereka adalah kemandirian, yang dipersatukan oleh kesadaran dan tanggung jawab. Karena itu, mereka bukan perkumpulan orang-orang yang “mencari pekerjaan”, atau menghidupi dirinya dengan melakukan kerja upahan berdalih relawan. Ada beberapa bentuk kesukarelaan. Sekedar contoh, saya hadirkan tiga tindakan berikut.