Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

NEGERI KOMEDI

Gambar
K a r y a  Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pattimura, Angkatan 2015 Indonesia negeri kepingan surga Jatuh diapit garis khatulistiwa Menawarkan sejuta keindahan layaknya surga Subur tanah-tanahnya Hingga tongkat dan batu Tak malu-malu Dirampas dan diperkosa tak malu Tapi malu tumbuh tak diperkosa Inilah negeriku kawan Unik dan malu-malu Tapi tak malu diperkosa dan memperkosa diri sendiri

Kebesaran Indonesia Hadir

Gambar
MINGGU  lalu publik dikejutkan dengan pemberitaan di media tentang gempa bumi bermagnitudo 7 yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat dan wilayah sekitarnya. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat ada 132 gempa susulan terhitung sejak gempa bermagnitudo 7 hingga Senin pukul 08.00 WIB. Gempa bumi bukan hanya menelan korban jiwa dan korban luka, namun juga menghilangkan harta milik warga. Segala daya upaya mesti dilakukan oleh negara demi menyelamatkan para korban. Perlu ditekankan bahwa menanggulangi bencana dengan menciptakan ketergantungan dan mentalitas pasrah adalah tindakan penyelamatan yang mempercepat kematian. Hal ini tak boleh dibiarkan terjadi. Sampai hati bila negara membiarkan warganya merasa kesepian menghadapi bencana dan hanya beralas kesabaran semata. Melalui beragam cara warga mesti menyaksikan “kebesaran” Indonesia hadir saat mereka didera musibah dan bencana seperti yang terjadi berikut ini. Kesatu, pascagempa Presiden Jokowi mengunjungi korb

REFLEKSI KEMERDEKAAN

Gambar
Oleh : Aldi Yahya Kelirey (Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan, Universitas Pattimura) Tidak terasa bahwa sudah 73 tahun kita merdeka dari penjajahan asing. Tak terasa pula bahwa negara kita ini mengalami banyak perkembangan dan lika-liku dalam mempertahankan dan menghayati kemerdekaan ini. Semestinya, peringatan hari kemerdekaan kita ini bisa menjadi momen bagi kita untuk merenungkan jasa dan perjuangan pahlawan-pahlawan kita, sekaligus merenungkan kembali tentang kondisi negara kita, apakah sudah merdeka sepenuhnya atau justru malah terjajah secara tidak sadar? Sayangnya, momen hari kemerdekaan ini hanya dirayakan dengan lomba-lomba yang beberapa diantaranya tidak berhubungan dengan filosofi perjuangan atau kemerdekaan negara kita. Sah-sah saja jika ingin mengadakan beraga lomba untuk merayakan hari kemerdekaan. Tetapi, alangkah lebih bijak jika hal tersebut bisa dijadikan sarana untuk merenungi jasa para pahlawan, sekaligus kemerdekaan negara yang kita cintai ini. Kita mesti menge

REFLEKSI KEMERDEKAAN

Gambar
Oleh : Welmince Turwewy (Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan, Universitas Pattimura)   73 Tahun yang lalu, pendiri negeri ini berdiri memanfaatkan peluang dalam setiap kesempatan untuk menyatakan bahwa mereka adalah orang-orang merdeka di negeri yang bernama Indonesia. Tak memiliki   uang yang banyak, tak memiliki kelengkapan senjata yang baik, mereka hanya bermodalkan rasa berani & pantang menyerah yang akhirnya membuahkan kemerdekaan. Kemerdekaan sampai sekarang dinikmati oleh penghuni Bumi Pertiwi ini. Kemerdekaan yang berarti kita berdiri sendiri, memiliki identitas sendiri serta berkesempatan untuk setara dengan bangsa-bangsa dimuka bumi ini. Tak sedikit harta benda, jiwa & raga yang dikorbankan untuk mencapai kemerdekaan itu namun, kemerdekaan bukanlah tujuan akhir dari perjuangan para pendahulu kita, sebaliknya kemerdekaan adalah awal, kemerdekaan adalah gerbang, yang didalamnya ada tanggung jawab yang harus dilaksanakan, ada cita-cita yang harus diraih. Para leluhur k

Medsos Menggulung Tata Nilai Bangsa?

Gambar
Oleh : Yakob Godlif Malatuny ( Akademisi Universitas Pattimura ) KELAHIRAN media sosial ( social media ) tampaknya telah mem­bawa dampak yang luar biasa bagi sebagian besar umat manusia di muka bumi. Warga dengan mudah saling berinteraksi, mengirim pesan, berbagi, dan membangun jaringan (networking), mengingat visi kelahirannya adalah menjadi saluran atau sarana pergaulan sosial secara online di dunia maya (internet). Akibat kelahiran medsos, dunia ini tak ubahnya seperti sebuah desa yang besar dan luas. Kata Affandi (2016), setiap peristiwa yang terjadi di sudut bumi dapat disaksikan secara bersama-sama oleh manusia sejagat dalam detik yang sama di tempat yang berbeda-beda. Melalui medsos siapa saja dapat memperoleh informasi tentang apa saja, kapan saja, dan dari mana saja, mengingat medsos tak dibatasi oleh ruang dan waktu. Mulai dari warga biasa hingga pejabat negara sekelas Presiden, Menteri, dan DPR yang memiliki akun medsos bisa eksis dengan mudah. Aktivitas warga acap kali dib